Saya mencoba mengingat peristiwa yang tersebut dijudul di atas, saat itu pada tanggal 3 September 2009 bertepatan juga dengan hari ke 3 Ramadhan sekitar pukul 14.30 saya hendak tidur - tiduran siang sambil menunggui studio latihan musik yang pada saat itu sedang disewa oleh anak-anak. Tidak lama saya membaringkan tubuh ini di atas tempat tidur karena ada yang ingin mencetak foto kemudian saya turun dari lantai atas studio latihan menuju tempat menerima cetak foto digital di ruang tamu lalu menyalakan komputer dan mulai memindahkan file foto.
Ruang tamu tersebut tidak terlalu besar, dua anak perempuan berseragam SMU menunggu foto nya selesai dicetak, tiba-tiba lantai bergerak dengan bergerak dengan cepat disertai suara gemuruh....., oh ini adalah gempa bumi..., "keluar...." kata saya pada anak perempuan SMU sambil melihat sekeliling mencari Mamah (panggilan saya untuk Ibu) dan adik perempuan serta dua ponakan yang saat itu berada didalam rumah. Alhamdulilah kami berhasil keluar dari rumah menuju jalan menghindari bangunan sambil membersihkan debu diatas kepala kami, oh tidak...... saya teringat anak-anak SMP yang masih di dalam studio kemudian saya kembali ke rumah masuk ke dalam studio yang gelap gulita karena listrik padam dan mencari letak kunci pintu untuk membukakan pintu studio dan meminta mereka segera pulang. Penting juga untuk menghubungi keluarga yang lain, saya cari-cari handphone ternyata ada dilantai terlempar dari atas lemari plastik. "kamera bawa..." kata Bapak (panggilan saya untuk Ayah), maksudnya bawa keluar handycam untuk mendokumentasikan peristiwa ini, kebetulan pada saat peristiwa terjadi Bapak ada di halaman rumah.
Saya keluar rumah yang berantakan dan berkumpul dipinggir jalan, baru saja handycam dinyalakan tiba-tiba gempa susulan terjadi. Dan inilah peristiwa Gempa Pangalengan yang berhasil terrekam.